InfoEkonomi.ID – Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, salah satu fokus Pemerintah melalui perusahaan BUMN adalah menyediakan layanan yang terintegrasi ke dalam satu ekosistem yang menyeluruh dari hulu ke hilir. Hal ini pun dipercepat dengan adanya proses adaptasi digitalisasi yang berkembang secara masif pada masa pandemi Covid-19.
“Melalui digitalisasi, ekosistem digital semakin terakselerasi apalagi dalam masa pandemi. Pada saat yang sama, transaksi masyarakat pun semakin mudah dan terotomatisasi. Bank Mandiri salah satu BUMN yang melakukan transformasi ini melalui penyediaan super app Livin’ by Mandiri yang telah terintegrasi dengan ekosistem digital,” ujar pria yang akrab disapa Tiko dalam diskusi panel SOE International Conference: The Role of SOEs in Broadening Financial Inclusion, Senin, 17 Oktober 2022.
Untuk itu, Bank Mandiri yang memasuki usia ke-24 semakin memperkuat eksistensi sebagai bank unggulan di segmen wholesale lewat optimalisasi bisnis. Bank Mandiri secara konsisten fokus mengintensifkan pertumbuhan bisnis value chain berbasis ekosistem nasabah.
Melalui pengembangan dan optimalisasi digital yang menyeluruh, Bank Mandiri telah meluncurkan Super App Livin’ by Mandiri untuk nasabah ritel dan Wholesale Digital Super Platform untuk nasabah wholesale. Kedua aplikasi tersebut telah bertransformasi dengan menyediakan layanan keuangan yang lengkap dan terintegrasi bagi nasabah dari seluruh segmen. Hal ini juga menjadi dukungan perseroan terhadap salah satu agenda utama presidensi G20, yakni transformasi ekonomi berbasis digital.
Direktur Corporate Banking Susana Indah Kris Indriati menjelaskan, Bank Mandiri juga secara aktif mempertajam fokus bisnis dengan mengedepankan potensi kewilayahan dan bersinergi dengan perusahaan anak untuk menjadi competitive advantage. “Sebagai bank dengan pangsa pasar wholesale terbesar, kami ingin mendorong pertumbuhan bisnis yang konsisten dan tentunya berkelanjutan,” ujarnya.
Hasilnya, dalam delapan bulan pertama di tahun 2022, Bank Mandiri berhasil menyalurkan kredit wholesale sebesar Rp 580,18 triliun. Nilai itu tumbuh hingga 8,36 persen secara tahunan atau year on year (YoY) dibandingkan periode akhir Agustus 2021.
Pertumbuhan kredit wholesale Bank Mandiri ini, utamanya disumbang oleh segmen corporate banking yang mencapai Rp 353,75 triliun per Agustus 2022 atau meningkat Rp 15,8 triliun secara tahunan.
Indah menjelaskan, meski kondisi perekonomian saat ini dilanda ketidakpastian, Bank Mandiri optimis Indonesia masih memiliki sumber pertumbuhan ekonomi ke depan yang masih akan bertahan dari dampak tekanan ekonomi global. “Dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri menitikberatkan optimalisasi bisnis melalui pengembangan layanan yang dapat menjangkau lebih banyak korporasi di berbagai daerah. Dengan begitu, kami berharap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia lebih merata,” katanya.