Sebagai bagian dari komitmen menjaga lingkungan, Pegadaian menaruh perhatian serius terhadap jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas operasional.
Penghitungan emisi gas rumah kaca (GRK) dilakukan untuk mengetahui kontribusi penggunaan energi listrik, bahan bakar, hingga aktivitas pendukung lain terhadap dampak lingkungan.
Dari langkah ini, Pegadaian merumuskan strategi nyata untuk menekan emisi sekaligus mendukung keberlanjutan di sektor keuangan. Upaya tersebut kemudian dirangkum dalam net zero roadmap yang menargetkan tercapainya net zero emission pada tahun 2062.
Latar Belakang Komitmen Net Zero Emission 2062
Pegadaian menetapkan target net zero emission pada tahun 2062 sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan sekaligus menjaga keberlanjutan di sektor keuangan.
Komitmen ini berangkat dari kesadaran bahwa penggunaan energi dalam seluruh aktivitas operasional berpotensi meningkatkan emisi, yang pada akhirnya menimbulkan dampak negatif seperti perubahan iklim.
Untuk menekan risiko tersebut, Pegadaian menerapkan langkah efisiensi energi serta mendorong penggunaan sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Komitmen pengurangan emisi juga disosialisasikan melalui Surat Edaran Nomor 74/LG.100311/2011 tentang Penghematan Energi Listrik dan Air serta Surat Edaran Nomor 22/Bg.200312/2008 tentang Pelaksanaan Kebersihan Lingkungan Kerja, Tempat Tinggal, Penghematan Energi, dan Penghijauan.
Sebagai wujud nyata, Pegadaian juga telah menyusun net zero roadmap periode 2026–2065 dengan target reduksi emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 5,3% per tahun.
Roadmap penurunan emisi disusun dengan mengacu pada Science Based Target (SBT), ISO14604, Sistem Registri Nasional, serta Clean Development Mechanism.
Dasar ini memastikan setiap langkah pengurangan emisi dilakukan secara terukur dan sesuai standar internasional. Komitmen tersebut diwujudkan melalui penurunan emisi operasional secara konsisten.
Strategi Pegadaian Lewat Net Zero Roadmap
Sebagai panduan jangka panjang, Pegadaian telah menyusun net zero roadmap yang memuat arah dan strategi pengelolaan emisi hingga tahun 2065.
Roadmap ini disusun berdasarkan prinsip Science Based Target (SBT), yaitu metodologi yang dikembangkan oleh Science Based Targets initiative (SBTi).
SBTi menyediakan kerangka dan alat yang memungkinkan perusahaan merumuskan target pengurangan emisi secara ilmiah, agar langkah dekarbonisasi selaras dengan tujuan Paris Agreement dalam membatasi kenaikan suhu bumi.
Dalam roadmap tersebut, net zero emission ditargetkan tercapai pada tahun 2062. Pencapaian ini akan terwujud ketika akumulasi reduksi emisi lebih besar daripada akumulasi emisi yang dihasilkan.
Untuk itu, Pegadaian merencanakan proyek dekarbonisasi secara konsisten setiap tahun, sehingga proses transisi menuju operasional rendah karbon dapat berjalan terukur dan berkesinambungan.
Pengelolaan Emisi Gas Rumah Kaca
Untuk mengelola emisi gas rumah kaca, Pegadaian melakukan pengukuran berdasarkan konsep carbon footprint yang dibagi menjadi tiga cakupan.
Scope 1 (Emisi Langsung): Bersumber dari kendaraan operasional, bahan bakar untuk fasilitas tetap, dan penggunaan refrigerant pada pendingin udara.
Scope 2 (Emisi Tidak Langsung): Berasal dari konsumsi listrik seluruh jaringan kantor, termasuk penerangan, peralatan kantor, pendingin udara, serta perangkat penunjang lainnya.
Scope 3 (Emisi Lainnya): Timbul dari aktivitas yang tidak dikendalikan langsung, seperti pembelian barang dan jasa, serta perjalanan dinas menggunakan kendaraan yang bukan milik perusahaan.
Berdasarkan perhitungan tahun 2024, total emisi GRK Pegadaian terdiri atas 5.935,61 ton CO₂-eq dari Cakupan 1, 22.433,54 ton CO₂-eq dari Cakupan 2, serta 395,14 ton CO₂-eq dari Cakupan 3. Data ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai sumber emisi, sehingga memudahkan penentuan prioritas dalam strategi pengurangan.
Upaya dan Capaian Pegadaian dalam Pengurangan Emisi
Untuk mendukung tercapainya target net zero, Pegadaian melaksanakan berbagai inisiatif dekarbonisasi, antara lain:
1. Kendaraan Listrik
Penggantian sebagian armada operasional dengan kendaraan listrik dilakukan untuk mengurangi emisi langsung dari transportasi. Pada tahun 2024, Pegadaian telah mengoperasikan delapan unit kendaraan listrik Omoda E5 EV.
2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Pemasangan panel surya dilakukan di kantor pusat, kantor wilayah, hingga kantor cabang. Inisiatif ini diharapkan dapat menurunkan konsumsi listrik dari PLN yang masih berbasis energi fosil.
3. Aerobic Composting
Limbah organik dari operasional gedung diolah menjadi pupuk organik melalui metode aerobic composting. Proses ini membantu mengurangi emisi GRK dari pengolahan limbah organik.
4. Memilah Sampah Menabung Emas (MSME)
Sampah yang terkumpul melalui bank sampah binaan divisi ESG diolah menjadi bahan baku daur ulang. Melalui program MSME, masyarakat dapat menabung emas dari hasil pengolahan sampah, sehingga aktivitas ini memberikan manfaat lingkungan sekaligus finansial.
Selain inisiatif tersebut, capaian nyata terlihat dari penurunan intensitas emisi GRK pada tahun 2024 yang berhasil ditekan dari 0,94 menjadi 0,75. Hasil ini menandai langkah awal positif dalam perjalanan Pegadaian menuju target net zero emission 2062.
Melalui pengelolaan emisi yang terukur, penyusunan net zero roadmap, serta pelaksanaan inisiatif dekarbonisasi, Pegadaian mempertegas komitmen mencapai net zero emission pada tahun 2062.
Langkah ini sekaligus mencerminkan peran Pegadaian di sektor keuangan dalam mengEMASkan Indonesia dengan mendukung pembangunan berkelanjutan dan menghadirkan manfaat nyata bagi lingkungan maupun masyarakat.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News