Kamis, Oktober 2, 2025
spot_img

IHSG Berpotensi Menguat, Shutdown Pemerintah AS Jadi Sentimen Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis (2/10) berpotensi melanjutkan penguatan, dipengaruhi oleh sentimen shutdown atau penutupan pemerintahan Amerika Serikat (AS).

IHSG dibuka naik 26,61 poin atau 0,33 persen ke level 8.070,43. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan turut menguat 1,00 poin atau 0,13 persen ke posisi 785,49.

- Advertisement -

Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam laporannya menilai, potensi penguatan IHSG dipicu oleh pengalaman sebelumnya. “Jika melihat ke belakang, ketika pemerintah AS mengalami shutdown terakhir pada 2018, IHSG justru mengalami kenaikan selama periode 35 hari penutupan pemerintahan AS tersebut.”

Pemerintah AS resmi mengalami shutdown pada Rabu (1/10), setelah kongres gagal mencapai kesepakatan terkait Rancangan Undang-Undang (RUU) anggaran. Kebuntuan politik antara Presiden Donald Trump dari Partai Republik dan oposisi Demokrat membuat sekitar 750.000 pegawai federal terancam cuti tanpa bayaran.

- Advertisement -

Dari mancanegara, pemerintah AS resmi mengalami shutdown pada Rabu (1/10), setelah kongres gagal mencapai kesepakatan pendanaan akibat kebuntuan politik antara Presiden AS Donald Trump dari Partai Republik dan oposisi dari Partai Demokrat. ​​​​

Shutdown ini menjadi yang pertama sejak 2018 sekaligus keempat di era Trump. Dampaknya diperkirakan signifikan, baik terhadap perekonomian AS maupun pasar keuangan global. Data ekonomi penting seperti NonFarm Payroll (NFP) juga berpotensi tertunda.

Di sisi lain, laporan ADP menunjukkan penurunan 32.000 tenaga kerja swasta. Kondisi tersebut memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada Oktober dan Desember 2025.

Dari dalam negeri, Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia pada September 2025 masih berada di zona ekspansi di level 50,4, meski turun dari 51,5 pada bulan sebelumnya. Peningkatan permintaan domestik menjadi penopang, di tengah pelemahan produksi dan ekspor.

- Advertisement -

Sementara itu, inflasi September 2025 tercatat naik 0,21 persen (mtm), terutama dipicu harga pangan seperti cabai merah dan daging ayam. Dengan demikian, inflasi tahunan berada di level 2,65 persen.

Neraca perdagangan Indonesia juga mencatatkan surplus besar sebesar 5,49 miliar dolar AS pada Agustus 2025. Capaian ini memperpanjang tren surplus selama 64 bulan berturut-turut sejak 2020, ditopang oleh ekspor nonmigas.

Pemerintah Indonesia turut meluncurkan program magang bergaji Upah Minimum Provinsi (UMP) sekitar Rp3,3 juta mulai 15 Oktober 2025 melalui platform SIAPkerja ID. Program ini ditujukan bagi lulusan baru (fresh graduate).

Selain itu, DPR RI menyetujui revisi UU P2SK yang memperkuat independensi lembaga keuangan seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Revisi tersebut akan dibawa ke sidang paripurna.

Pada perdagangan Rabu (1/10), bursa Eropa ditutup menguat, di antaranya indeks Euro Stoxx 50 naik 0,99 persen, FTSE 100 Inggris naik 1,03 persen, DAX Jerman naik 1,13 persen, dan CAC Prancis naik 0,90 persen.

Bursa saham AS di Wall Street juga kompak menguat pada Rabu (01/10), diantaranya indeks S&P 500 menguat 0,34 persen ke 6.711,20, indeks Nasdaq menguat 0,49 persen ke 24.800,86, dan Dow Jones menguat 0,09 persen ke 46.441,07.

Sementara itu, bursa saham regional Asia pagi ini, antara lain indeks Nikkei menguat 175,15 poin atau 0,34 persen ke 44.704,50, indeks Shanghai menguat 20,85 poin atau 0,52 persen ke 3.882,20, indeks Hang Seng menguat 443,94 poin atau 1,62 persen ke 27.339,55, dan indeks Strait Times menguat 46,04 poin atau 1,09 persen ke 4.370,63.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img