Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa mengingatkan generasi muda untuk bijak dalam mengatur keuangan dan berinvestasi. Ia menekankan agar anak muda tidak mudah terbawa tren atau fenomena fear of missing out (FOMO) dalam mengambil keputusan investasi.
“Jadi kalau mau berinvestasi ya, di instrumen apapun, pelajari instrumen itu apa. Jangan ikut-ikutan orang, jangan FOMO apa, fear of missing out. Pelajari instrumennya apa, mereka pasti berhasil,” kata Purbaya saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (17/9).
Purbaya menegaskan bahwa keberhasilan dalam berinvestasi tidak bisa dicapai hanya dengan mengikuti arus. Investor perlu memahami risiko, peluang, dan karakteristik instrumen yang dipilih. Dengan begitu, keputusan yang diambil akan lebih terukur dan berpeluang memberikan hasil maksimal.
Selain soal investasi, Purbaya juga menyampaikan pesannya untuk kaum perempuan terkait pengelolaan keuangan sehari-hari. Menurutnya, belanja bukanlah masalah selama disesuaikan dengan kemampuan finansial dan tidak berhutang.
“Belanja enggak apa-apa, belanja mau yang mahal, mau yang murah, tapi sesuaikan dengan kantong anda sendiri. Jangan ngutang,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Purbaya turut menanggapi perbandingan kebijakannya dengan mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Beberapa pihak menyebut kebijakan fiskal Purbaya lebih agresif, ibarat strategi sepak bola menyerang, berbeda dengan pendekatan defensif yang dinilai lebih sering digunakan Sri Mulyani.
“Saya enggak tau, yang saya tahu beginilah cara menjalankan ‘fiscal policy’ yang baik. Saya enggak pernah main bola juga, enggak jago,” kata dia.
Menurut Purbaya, kebijakan fiskal yang diambilnya berdasarkan ilmu fiskal yang wajar. Ia pun menilai APBN yang sudah didesain atau dirancang harus dihabiskan.
“Ketika anda punya, anda sudah anggarkan, habisin. Kalau enggak berani enggak habisin, jangan didesain, jangan direncanakan, itu aja,” katanya.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News