Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali menyatakan siap memberikan opsi restrukturisasi kredit bagi nasabah, termasuk pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), yang terdampak banjir besar pada Rabu (10/9) dini hari.
“Apabila ada yang terkena risiko, kami akan lakukan upaya restrukturisasi kredit lebih lanjut,” kata Direktur Utama Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma di Denpasar, Bali, Kamis (12/9).
Menurutnya, langkah ini diambil untuk meringankan beban para nasabah, khususnya UMKM, yang menjadi korban banjir. Saat ini, BPD Bali tengah menurunkan tim internal guna melakukan pendataan nasabah yang terdampak.
Sebagai bank milik pemerintah daerah, BPD Bali memiliki porsi besar pada pembiayaan sektor produktif, terutama UMKM. Tercatat, komposisi kredit UMKM mencapai lebih dari 50 persen dari total portofolio kredit, sejalan dengan arah pembangunan ekonomi Bali yang mengutamakan sektor UMKM, industri kreatif, dan pariwisata.
Hingga Juni 2025, pertumbuhan kredit BPD Bali tercatat positif di atas 9 persen, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 7,03 persen.
Salah satu kawasan yang paling terdampak banjir adalah Pasar Badung, Denpasar, di mana banyak pedagang kehilangan barang dagangan akibat terendam air.
Banjir besar yang melanda Bali pada 10 September dipicu oleh hujan ekstrem sejak sehari sebelumnya di Kota Denpasar, Kabupaten Klungkung, Badung, Jembrana, Gianyar dan Tabanan. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali, terdapat 123 titik banjir yang tersebar di enam kabupaten/kota.
Rinciannya, Kota Denpasar menjadi wilayah paling terdampak dengan 81 titik, disusul Gianyar (14 titik), Badung (12 titik), Tabanan (8 titik), serta Karangasem dan Jembrana masing-masing 4 titik.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menetapkan status tanggap darurat selama satu minggu sejak 9 September. Data sementara mencatat sembilan korban meninggal dunia dan enam orang masih dalam pencarian.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News
































