Selasa, Desember 9, 2025
spot_img

Neraca Dagang Indonesia Semester I 2025 Surplus USD 19,48 Miliar

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada semester I tahun 2025 (Januari–Juni) mengalami surplus sebesar 19,48 miliar dolar AS. Angka ini diperoleh dari selisih ekspor dan impor nasional selama enam bulan pertama tahun ini.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa surplus tersebut terutama ditopang oleh kinerja komoditas non-migas yang mencatatkan surplus sebesar 28,31 miliar dolar AS. Sebaliknya, sektor migas masih mengalami defisit sebesar 8,83 miliar dolar AS.

- Advertisement -

“Surplus semester 1 ini ditopang oleh surplus komoditas non-migas yang sebesar 28,31 miliar dolar AS, sementara komoditas migas masih mengalami defisit 8,83 miliar dolar AS,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini di Jakarta, Jumat (1/8).

Komoditas unggulan yang berkontribusi besar terhadap surplus ini antara lain adalah lemak dan minyak hewani/nabati sebesar 15,74 miliar dolar AS, bahan bakar mineral senilai 13,28 miliar dolar AS, serta besi dan baja yang mencapai 9,04 miliar dolar AS.

- Advertisement -

Di sisi lain, beberapa komoditas juga masih menjadi penyumbang defisit, seperti mesin dan peralatan mekanis sebesar 13,40 miliar dolar AS, mesin dan perlengkapan elektrik senilai 5,26 miliar dolar AS, serta plastik dan barang dari plastik yang tercatat defisit 3,72 miliar dolar AS.

Jika dilihat berdasarkan mitra dagang utama, tiga negara yang memberikan kontribusi tertinggi terhadap surplus neraca perdagangan Indonesia adalah Amerika Serikat sebesar 8,57 miliar dolar AS, kemudian India sebesar 6,59 miliar dolar AS, dan Filipina sebesar 4,40 miliar dolar AS.

Sementara itu, untuk bulan Juni 2025 saja, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar 4,10 miliar dolar AS. Surplus ini kembali didorong oleh sektor non-migas yang menyumbang 5,22 miliar dolar AS. Adapun komoditas dominan masih berasal dari lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 1,11 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang defisit adalah minyak mentah dan hasil minyak. Tiga negara penyumbang surplus terbesar adalah Amerika Serikat sebesar 9,92 miliar dolar AS, kemudian India sebesar 6,64 miliar dolar AS, dan Filipina sebesar 4,36 miliar dolar AS.

- Advertisement -

Sedangkan tiga negara penyumbang defisit terdalam pada kelompok non-migas adalah Tiongkok sebesar 10,69 miliar dolar AS, Australia sebesar minus 2,39 miliar dolar AS, dan Brasil sebesar minus 0,83 miliar dolar AS. Sementara itu, nilai ekspor pada Juni 2025 mencapai 23,43 miliar dolar AS, dan impor sebesar 19,33 miliar dolar AS.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img