Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan telah mengalokasikan dana sekitar Rp129 miliar untuk membayar klaim Jaminan Hari Tua (JHT) bagi 8.371 mantan karyawan PT Sri Rejeki Isman (Sritex) yang terdampak pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pemailitan perusahaan.
Kepala Cabang BPJS Kesehatan Kota Surakarta, Teguh Wiyono, mengungkapkan bahwa jumlah dana JHT tersebut masih bisa bertambah, karena perhitungan saat ini baru berdasarkan data hingga Januari.
“Total nilai JHT dari 8.371 kurang lebih Rp 129 miliar,” kata Teguh Wiyono saat ditemui di Sritex, Sukoharjo, Senin (3/3).
“Bulan Februari kan belum terhitung,” tambahnya.
Dengan dana yang telah dialokasikan, rata-rata eks karyawan Sritex diperkirakan akan menerima lebih dari Rp15 juta per orang. Namun, Teguh menegaskan bahwa jumlah yang diterima setiap individu akan bervariasi tergantung pada masa kerja dan besaran gaji selama bekerja di Sritex.
“Paling kecil ada yang di bawah Rp10 juta, paling besar ada yang sampai ratusan juta karena masa kerjanya lama, jabatannya juga tinggi,” kata dia.
Proses klaim JHT bagi eks karyawan Sritex akan dimulai pada Rabu, 5 Maret 2025. BPJS Ketenagakerjaan memberikan waktu selama 10 hari untuk para karyawan mengajukan klaim dengan melengkapi berkas yang diperlukan.
“Kita punya kemampuan satu hari maksimal 1.000 orang. Kami memberikan waktu sampai sepuluh hari di Sritex,” kata dia.
Pencairan dana JHT akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan urutan pengajuan berkas. BPJS Ketenagakerjaan menargetkan seluruh pencairan bisa selesai paling lambat satu minggu sebelum Hari Raya Lebaran.
“Dan JHT bisa cair paling lama seminggu sebelum hari raya semua bisa cair. Semoga semua bisa lancar,” kata dia.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News
