PT BCA Digital, yang dikenal dengan merek blu, baru-baru ini dikabarkan berminat melakukan initial public offering (IPO). Namun, Direktur Utama BCA Digital, Lanny Budiati, menegaskan bahwa fokus pihaknya saat ini bukan lah untuk melakukan IPO.
“Tapi fokus ke mengembangkan bisnis dan memperkokoh fundamental perusahaan. Posisi permodalan dan likuiditas BCA Digital masih terbilang cukup pada saat ini,” ujar Lanny saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (24/1/2025).
Memasuki tahun 2025, BCA Digital berkomitmen untuk memperluas ekosistem digital melalui inovasi produk dan peningkatan layanan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Lanny menyebut bahwa strategi ini bertujuan untuk menjaring nasabah berkualitas serta mendorong jumlah transaksi, dengan tetap memperhatikan efektivitas dan efisiensi biaya.
Di sisi lain, perusahaan juga akan memperluas ekspansi kredit dengan tetap memegang prinsip kehati-hatian. Selain itu, BCA Digital berencana akan terus mengembangkan dan memperluas skala ekosistem digital blu dengan berkolaborasi dengan lebih banyak mitra strategis.
“Strategi ini kami rancang demi memperkokoh fundamental perusahaan sekaligus meningkatkan kinerja keuangan BCA Digital yang lebih baik lagi kedepannya,” kata Lanny.
Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, memuji kinerja BCA Digital yang berhasil mencetak laba sekitar Rp100 miliar pada akhir 2024. Ia mengatakan pihaknya bersyukur dengan pencapaian bottom line blu di tengah persaingan bisnis bank digital yang keras.
“Jadi paling tidak itu membuat satu kontribusi untuk konsolidasi BCA. Dan itu kita harapkan sebagai komplimen dan ke depan kalau mereka itu terus berkembang, yakin dan percaya itu akan makin besar,” ujar Jahja saat Paparan Kinerja BCA 2024 secara virtual, Kamis (24/1/2025).
Jahja juga menyebut bahwa pencapaian blu sangat bermanfaat untuk pengembangan ekosistem BCA secara keseluruhan, khususnya dalam membangun portofolio anak perusahaan yang lebih kuat.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News