Sabtu, Desember 7, 2024
spot_img

Harga Tiket Pesawat Diprediksi Naik di 2025 Akibat PPN Naik 12%

Harga tiket pesawat domestik diperkirakan akan mengalami kenaikan mulai tahun 2025. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, yang mengatakan bahwa kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen pada 2025 akan meningkatkan harga tiket pesawat.

Menurut Irfan, PPN adalah salah satu komponen penting yang mempengaruhi harga tiket pesawat, selain tarif yang telah ditetapkan oleh maskapai. Meskipun harga tiket pesawat domestik Indonesia sudah termasuk yang tertinggi, kenaikan PPN ini akan menyebabkan harga tiket semakin mahal.

- Advertisement -

“Tolong siap-siap sebentar lagi PPN akan naik dari 11 (persen) ke 12 persen, tiket pesawat sudah pasti naik,” kata Irfan dalam gelaran Public Expose 2024 di Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (11/11).

Irfan menjelaskan bahwa meskipun harga tiket penerbangan domestik Garuda Indonesia sejak 2019 hingga 2024 tidak mengalami perubahan signifikan, kenaikan PPN akan memengaruhi harga akhir tiket pesawat. Ia menekankan bahwa Garuda Indonesia selalu mematuhi ketentuan tarif batas atas (TBA) yang diatur oleh pemerintah.

- Advertisement -

“Kita tidak pernah keluar dari rambu-rambu harga tiket yang diatur oleh pemerintah. Dari 2019. Nggak pernah naik. Tapi pajak masuk (tambahan biaya dari PPN), kena pajak,” terangnya.

Ia juga menegaskan bahwa kenaikan tarif PPN ini hanya akan memengaruhi tiket pesawat domestik, sementara penerbangan internasional tidak terkena dampak kenaikan PPN, karena rute internasional tidak dikenakan pajak, baik PPN maupun pajak pembelian avtur (bahan bakar pesawat).

“Avtur yang kita beli untuk penerbangan domestik itu kena pajak. Avtur kita terbang ke Singapura, nggak kena pajak. Tiket kita jual ke Balikpapan, kena pajak. Kita jual ke Shanghai, nggak kena pajak,” terangnya

Irfan menyebutkan bahwa meskipun Garuda Indonesia belum pernah menaikkan harga tiket pesawat di luar ketentuan TBA, maskapai sering kali menjual tiket dengan harga mendekati batas maksimal TBA untuk mempertahankan margin keuntungan yang semakin tipis. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti turunnya permintaan dan biaya operasional yang tinggi.

- Advertisement -

“Jual tiket itu margin-nya single digit, oleh sebab itu ketika permintaan-permintaan harga tiket terus menerus turun buat kita nggak ada pilihan lain kecuali bertahan, dan memang nggak ada pilihan lain,” ujarnya.

“Jadi ini yang kita lakukan sebagai suatu perusahaan untuk memastikan tanggung jawab kita kepada para investor dan publik bahwa perusahaan dijaga dan dipastikan dari waktu ke waktu akan meningkatkan profitability-nya,” pungkasnya.

Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email [email protected]

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Ikuti Kami

4,488FansSuka
6,727PengikutMengikuti
2,176PelangganBerlangganan

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img