Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur bersama BPH Migas dan PT Pertamina (Persero) melakukan pengecekan terhadap stok Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG di Malang, untuk memastikan ketersediaan pasokan energi menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) ESDM Jawa Timur, Rendy Herdijanto, mengungkapkan bahwa tujuan kunjungan ini adalah untuk memantau kesiapan pasokan energi menjelang periode liburan.
“Kunjungan ini untuk memastikan kesiapan dan ketersediaan bahan bakar dan elpiji jelang Natal dan Tahun Baru,” kata Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan (EBT) Rendy Herdijanto dalam keterangan di Surabaya, Minggu (24/11).
Baca juga: ESDM Percepat Proses Perizinan Geothermal dari 18 Bulan Jadi 5 Hari
Mereka memeriksa beberapa titik distribusi, termasuk Agen LPG PT. Seulawah Inong dan PT. Sari Bumi Mulia di Kota Malang, serta SPBU di Rest Area KM 84B dan KM 66A di Tol Surabaya-Malang. Hasil inspeksi menunjukkan bahwa pasokan BBM di Jawa Timur, khususnya di Malang dan sekitarnya, dalam kondisi aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama Nataru.
“Data hasil kunjungan lapangan, pasokan BBM di Jawa Timur khususnya area Malang dan sekitarnya dalam kondisi aman menjelang Natal Tahun 2024 dan Tahun Baru 2025,” katanya.
Sebelumnya, ESDM Jawa Timur juga mengadakan Forum Group Discussion (FGD) yang melibatkan Pertamina, BPH Migas, serta organisasi perangkat daerah (OPD) kabupaten/kota.
Kepala Dinas ESDM Jatim Aris Mukiyono mengatakan FGD koordinasi ini untuk mewujudkan sinergitas antara pemerintah pusat, Pemprov Jatim, pemerintah kabupaten/kota dan pemangku kebijakan terkait dalam rangka mengoptimalkan peningkatan ketersediaan/ pasokan BBM dan LPG di wilayah setempat.
Sehingga distribusi BBM dan LPG bersubsidi yang tepat sasaran memiliki peran penting dalam memperkuat ketahanan energi, terutama dalam jangka pendek hingga menengah.
“Dengan memastikan bahwa subsidi BBM dan LPG, hanya dinikmati oleh kelompok yang benar-benar membutuhkan, seperti masyarakat berpenghasilan rendah dan sektor-sektor produktif tertentu, negara dapat mengurangi pemborosan energi, mengoptimalkan anggaran energi, serta mendorong pola konsumsi energi yang lebih bijak dan berkelanjutan,” kata Aries.
Cek Artikel dan Berita Lainnya di Google News