InfoEkonomi.ID – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) terus meningkatkan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR), baik untuk segmen subsidi maupun non-subsidi. Hingga akhir Agustus 2024, bank ini telah menyalurkan 3.534 unit KPR melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dengan pertumbuhan signifikan sebesar 75% secara year on year (YoY).
Pencapaian ini merupakan upaya Bank Mandiri dalam mendukung program pemerintah untuk mengurangi backlog pasokan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
SVP Consumer Loans Bank Mandiri, Dessy Wahyuni, mengungkapkan bahwa bank berlogo pita emas ini siap mendukung pemerintah dalam menambah kuota FLPP sebanyak 34.000 unit pada 2024. Menurut Dessy, sektor properti memiliki efek berganda yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga peningkatan penyaluran KPR ini akan terus diperkuat.
Selain itu, Bank Mandiri juga berfokus memperluas jangkauan penyaluran KPR tidak hanya untuk segmen pendapatan tetap (pegawai), tetapi juga untuk segmen non-pendapatan tetap (non-fix income) yang dinilai memiliki potensi besar. “Kami berkomitmen menghadirkan solusi bisnis terintegrasi yang dapat melayani kebutuhan keuangan masyarakat di semua lapisan,” tambah Dessy dikutip dari cnbcindonesia.com.
Bekerjasama dengan BP TAPERA sebagai koordinator program FLPP, Bank Mandiri berharap target FLPP 2024 dapat tercapai dan terus berlanjut hingga 2025. Bank ini juga memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk KPR melalui fitur Livin’ KPR di aplikasi Livin’ by Mandiri, memberikan kemudahan transaksi yang adaptif dan solutif bagi masyarakat.
Selain skema FLPP, dalam rangka HUT ke-26, Bank Mandiri juga menawarkan program KPR Sejahtera Non-FLPP untuk mendukung segmen MBR dengan suku bunga kompetitif mulai dari 7,50% fix 10 tahun. Khusus di HUT ini, biaya provisi dan administrasi KPR diberikan diskon hingga 0,26% dan 0,026%.
Sampai Agustus 2024, total penyaluran KPR Bank Mandiri mencapai Rp 64,2 triliun, meningkat 16,4% dari posisi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 55,1 triliun.