Sabtu, November 1, 2025
spot_img

Ritmis Difabel, Representasi Inklusi di Pertamina EP Tambun

InfoEkonomi.ID – Jari-jari Rani Mei Lestari dengan lembut menjelajahi permukaan gendang yang tertutup kulit, sementara telapak tangannya bergerak hati-hati untuk menemukan ketukan dan ritme yang sesuai. Setiap tepukan dengan kekuatan yang berbeda menghasilkan suara yang unik.

Ini bukan kali pertama Rani, seorang penyandang disabilitas fisik yang merupakan anggota Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), memainkan alat musik. Namun, berinteraksi dengan gendang adalah pengalaman yang sangat berkesan baginya. “Kelompok disabilitas sering kali tidak mendapatkan kesempatan dalam dunia seni. Ini adalah kali pertama kami menerima kesempatan dari Pertamina untuk belajar seni,” ujar wanita yang juga menjabat sebagai Ketua HWDI Kabupaten Bekasi.

- Advertisement -

Baru-baru ini, Pertamina EP (PEP) Tambun Field mengundang Rani dan seorang anggota HWDI lainnya untuk mengikuti pelatihan alat musik tradisional. Bertempat di Padepokan Sima Maung, Desa Kedungjaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, mereka mendapatkan bimbingan langsung dari instruktur berpengalaman dari kelompok Kampung Seni Budaya Betawi. Mereka mempelajari berbagai alat musik seperti gendang, bonang, penerus, sharon, gong, dan tekyan.

Pelatihan ini adalah bagian dari program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh PEP Tambun Field untuk meningkatkan inklusi sosial dan memperkuat hubungan antara masyarakat umum dengan kelompok disabilitas. Melalui program yang dikenal sebagai Kang Bekasi (Kampung Seni Budaya Betawi), PEP Tambun Field bertujuan memberikan kesempatan kepada penyandang disabilitas untuk berkreasi dan mengekspresikan diri dalam seni musik tradisional.

- Advertisement -

Menurut Wazirul Luthfi, Kepala Hubungan Komunikasi dan CID Pertamina EP Zona 7, pelatihan musik tradisional ini bertujuan untuk memberikan keterampilan seni kepada kelompok disabilitas, terutama dalam alat musik tradisional, serta memperluas pengetahuan mereka tentang budaya musik lokal. “Kami percaya bahwa dengan melibatkan tim HWDI dalam kegiatan seni, kami dapat mendorong terbentuknya budaya inklusi dan kreativitas dalam masyarakat.”

Rencananya, setelah mengikuti pelatihan, Rani dan rekan-rekan HWDI akan menunjukkan keahlian mereka dalam pertunjukan seni di depan tamu asing yang berkunjung ke Indonesia. Selain latihan alat musik, kelompok disabilitas yang berbakat dalam bernyanyi juga akan mendapatkan pelatihan vokal sinden dari anggota kelompok Kang Bekasi yang ahli di bidangnya.

Kirimkan Press Release berbagai aktivitas kegiatan Brand Anda ke email sekred@infoekonomi.id

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img