InfoEkonomi.ID – PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami), perusahaan fintech peer to peer (P2P) lending, mengungkapkan temuan terbaru terkait adanya tindakan penipuan (fraud) yang mengalami peningkatan signifikan pada kuartal I-2024.
Brand Manager AdaKami Jonathan Kriss, menjelaskan bahwa pada tahun 2023, pembayaran tagihan palsu kepada rekening customer service AdaKami menjadi kasus tertinggi dengan persentase mencapai 42% dari total kasus fraud yang dilaporkan.
Namun, pada kuartal I-2024, terjadi perubahan tren yang signifikan. Jonathan mengungkapkan bahwa bonus, voucher, atau cashback palsu menduduki posisi teratas dalam daftar kasus fraud dengan persentase mencapai 44%.
“Fraud itu meningkat karena salah satunya melihat kebutuhan Lebaran yang agak tinggi. Jadi, ketika pelaku menawarkan penawaran bombastis tersebut, masyarakat agak tergiur,” ungkapnya saat konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan yang dilansir dari Kontan, Senin (29/4).
Selain itu, posisi kedua ditempati pembayaran tagihan ke rekening customer service AdaKami palsu dengan persentase 42% dari total kasus fraud. Selanjutnya, penyalahgunaan data pribadi dengan porsi 5%.
Jonathan mengatakan selalu mengawasi perkembangan tren fraud yang terjadi. Hal itu juga yang menjadi dasar bagi AdaKami untuk melakukan edukasi kepada masyarakat.
































