InfoEkonomi.ID – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana menggabungkan BUMN sektor infrastruktur atau BUMN Karya. Nantinya akan ada penggabungan sejumlah Perusahaan menjadi tersisa tiga BUMN saja. Terkait hal ini, Sekretaris Perusahaan PT Brantas Abipraya (Persero), Dian Sovana menjelaskan, bahwa Manajemen Brantas Abipraya menyatakan siap mendukung penggabungan BUMN Karya yang telah dinyatakan Menteri BUMN Erick Thohir terkait rencana tersebut.
Rencananya, Brantas Abipraya akan digabungkan dengan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dan PT Nindya Karya (Persero). Tiga BUMN Karya ini nantinya akan berfokus pada sektor Engineering, Procurement, Construction (EPC). Spesialisasinya akan diarahkan pada infrastruktur air, rel dan beberapa hal senada lainnya.
“Soal penggabungan ini sudah pernah dinyatakan oleh Kementerian, kami dari Brantas Abipraya juga sudah menerima surat persiapan tersebut,” ujar Dian Sovana kepada Redaksi melalui telepon, Kamis (17/4). “Saat ini kami perseroan masih menunggu arahan Kementerian,” imbuhnya.
Dilihat mekanisme penggabungan tersebut dalam bentuk holding dan subholding. Dengan belum adanya keputusan perseroan mana yang ditunjuk menjadi induk holding, tentunya menjadikan tiga BUMN Karya tersebut masih berpeluang kuat. Hal ini pun dipertegas Dian Sovana, bahwa Brantas Abipraya selalu siap mengikuti arahan dan keputusan dari pemegang saham, dalam hal ini adalah Kementerian BUMN.
Restrukturisasi 7 BUMN Karya menjadi 3 BUMN
BUMN Karya, hal ini agar dapat dilaksanakan sebagai bagian dari restrukturisasi awal. Jumlah perusahaan tetap tidak berubah yaitu 7 perusahaan, hanya posisinya berubah menjadi holding ataupun subholding sehingga perusahaan tersebut  dipastikan masih dapat mengikuti tender dan agar dapat segera diinisiasi pelaksanaannya.
Dalam pernyataan sebelumnya di media, Dian Sovana mengatakan, sebagai salah satu BUMN Karya yang bergerak dalam bidang konstruksi, Brantas Abipraya senantiasa mengutamakan tata kelola perusahaan secara baik dan konsisten untuk mewujudkan perusahaan yang transparan dan akuntabel.
“Brantas Abipraya juga terus berupaya menunjukkan performa kinerja unggul dengan mengimplementasikan best practice serta Good Corporate Governance (GCG), Governance, Risiko, dan Complience (GRC) dalam menjalankan operasionalnya, tentunya juga dengan menjaga cash flow untuk tetap baik dan positif,” papar Dian Sovana.
Bukannya tanpa alasan, selama tiga tahun ini pendapatan usaha BUMN Karya ini mengalami kenaikan positif yaitu dari tahun 2020 – 2021 sebesar 26,74 persen, 2021-2022 sebesar 29,37 persen dan 2022-2023 sebesar 33,94 persen. Tak hanya itu, di sepanjang tahun 2020 sampai 2023, Brantas Abipraya pun mencatatkan kinerja gemilang dengan kenaikan laba bersih perusahaan tiap tahunnya, dengan rincian tahun 2020-2021 kenaikan laba sebesar 71,54 persen; tahun 2021-2022 sebesar 134,46 persen; dan 2022-2023 kenaikan sebesar 49,14 persen untuk laba bersih.
Sementara Erick Thohir mengatakan, peleburan BUMN Karya itu dilakukan sebagai upaya perbaikan tata kelola BUMN dengan mengklasifikasikan BUMN Karya agar bisa fokus pada tugas masing-masing dan mendorong BUMN Karya mempunyai spesialisasi dan keahlian sehingga membuat kinerja BUMN menjadi lebih efisien.
Memperkuat komitmennya sebagai salah satu BUMN Karya terunggul, Brantas Abipraya akan terus bertransformasi menuju living legend company tentunya tidak mudah. Selain menjadi perusahaan yang sehat dengan reputasi positif yang terus dijaga, perusahaan juga berkomitmen untuk teruskan menorehkan banyak prestasi untuk pembangunan bangsa dengan didorong pencapaian luar biasa, serta meraih beragam penghargaan baik di lingkup Perusahaan dan Pemerintah, serta dari masyarakat.