InfoEkonomi.ID – PT Kredit Pintar Indonesia atau Kredit Pintar mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam penyaluran pinjaman pada awal tahun 2024, khususnya di wilayah Jawa Timur Indonesia.
Data dari Kredit Pintar menunjukkan bahwa pertumbuhan positif per kuartal I/2024 dengan jumlah total peminjam yang telah mencapai lebih dari 7 juta nasabah sejak tahun 2017.
Sementara itu, untuk cakupan wilayah di seluruh Indonesia, pertumbuhan pinjaman di provinsi Jawa Timur, tercatat sepanjang Januari hingga Februari 2024 sebesar 11,34%.
“Kota Surabaya sendiri berkontribusi 23,18% terhadap penyaluran pinjaman Kredit Pintar di Jawa Timur,” ujar Puji Sukaryadi, Brand Manager Kredit Pintar, dalam siaran pers, Senin (1/4/2024).
Oleh karena itu, Kredit Pintar memberikan dukungannya kepada para pelaku UMKM, khususnya wirausaha muda Surabaya melalui program workshop Kelas Pintar Bersama, pada Sabtu (30/3/2024).
Melalui program tersebut diharapkan kapasitas usaha para UMKM bisa lebih berkembang lagi dan berpeluang untuk naik ke level yang lebih tinggi. Selain untuk meningkatkan kapasitas usaha, Kelas Pintar Bersama diselenggarakan sebagai upaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan.
Pada 2024, Kredit Pintar akan memperluas gerakan tersebut di kota-kota mulai dari tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kotamadya, agar penetrasi digital dan layanan keuangan digital berjalan beriringan dengan kesiapan masyarakat.
Literasi dan inklusi keuangan menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memastikan dampak yang merata dari pembangunan ekonomi Indonesia.
Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68%, naik dibandingkan tahun 2019 sebesar 38,03%. Sementara itu, indeks inklusi keuangan mencapai 85,10%, meningkat dibanding SNLIK sebelumnya di tahun 2019 yaitu 76,19%.
Meskipun terjadi peningkatan dalam lima tahun terakhir, gap perbandingan angka inklusi dan literasi yang cukup tinggi masih mengindikasikan kurangnya pemahaman masyarakat akan produk-produk layanan keuangan yang ada saat ini dan bahkan mungkin telah mereka gunakan sehari-hari.
Sri Andriani, Ketua Komunitas UMKM Doeloer Artha Nusantara Surabaya, sebagai salah satu narasumber workshop memaparkan mengenai pentingnya strategi marketing untuk meningkatkan kapasitas usaha.
“Strategi pemasaran kita lakukan sebuah sistem yang memuat berbagai relasi guna melakukan perencanaan dan untuk menetapkan harga sampai terjadinya promosi dan mendistribusikan produk yang berguna untuk memuaskan konsumen. Beberapa strategi penting yang patut diperhitungkan agar dapat memperkuat pemasaran usaha kita yaitu tentang bagaimana pemilihan tempat yang tepat, persepsi terhadap produk, SDM, pengalaman dan kemampuan khusus yang dimiliki,” paparnya.
R. Ary Mulyono, Head of Risk Policy & Procedure Kredit Pintar, menyampaikan dengan adanya Kelas Pintar Bersama diharapkan generasi muda dan pelaku UMKM dapat lebih memahami tentang apa itu financial technology (fintech) dan penerapan penggunaan produknya dengan tepat dalam berusaha maupun kehidupan sehari-hari.
Ary juga menuturkan kepada peserta workshop mengenai standar penagihan yang kerap kali dirasa meresahkan nasabah. Dalam hal ini oknum penagihan yang tidak sesuai prosedur.
“Standar prosedur operasional penagihan di lapangan saat melakukan aktivitas penagihan di lapangan telah kami bekali sesuai dengan prosedur dan aturan yang sudah ditentukan oleh PT Kredit Pintar Indonesia (Kredit Pintar), mulai dari proses awal hingga akhir penagihan. Penting juga diperhatikan bahwa tenaga penagihan kami di lapangan selalu dilengkapi dengan ID card dan surat tugas.”
Mengenai penagihan via telepon, tenaga penagihan yang resmi dari Kredit Pintar juga dibekali dengan prosedur sesuai aturan, seperti menginformasikan dengan benar tanggal atau hari jatuh tempo. Petugas penagih mendengarkan pelanggan dengan baik, dilarang bicara saat pelanggan sedang berbicara atau tidak menyela pembicaraan pelanggan.
“Kami terapkan listen well to the customer. Hal ini menunjukkan empati kepada pelanggan yang bermasalah sehingga belum dapat melakukan pembayaran. Lalu wajib juga menggunakan pilihan kata yang tepat, tidak menggunakan kata-kata slang, tidak menggunakan jargon, serta tidak menggunakan kata-kata yang tidak sopan,” kata Ary yang dilansir dari Bisnis.
Berkaitan dengan literasi keuangan, selama kurun waktu 2 tahun terakhir, Kredit Pintar telah melaksanakan kegiatan literasi keuangan melalui Kelas Pintar Bersama, sebanyak 23 kali yang dilakukan di 13 kota di Indonesia dengan total peserta berjumlah 1.600 orang.
Sebagai aplikasi fintech lending, tercatat total peminjam Kredit Pintar sejak berdiri tahun 2017 telah berjumlah lebih dari 7 juta nasabah. Hingga saat ini Kredit Pintar telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp41 triliun, dimana sekitar separuh nasabahnya meminjam uang untuk kebutuhan modal usaha kecil atau pendidikan.