InfoEkonomi.ID – PT Teknologi Merlin Sejahtera (UKU) telah menyiapkan berbagai langkah strategis yang diambil untuk mengurangi angka kredit macet perusahaan. Menurut situs resmi perusahaan, Total Kesesuaian Berat (TKB90) UKU berada di angka 97,17%.
CEO UKU, Tony Jackson, menyatakan bahwa perusahaan senantiasa memperbarui sistem e-KYC (Know Your Customer) mereka sebagai salah satu upaya adaptasi terhadap perkembangan industri. Hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas kredit yang diberikan kepada peminjam.
“Selain itu, UKU juga bekerja sama dengan biro kredit untuk membantu memitigasi resiko-resiko yang ada atau yang belum terpetakan,” katanya yang dilansir dari Kontan, Selasa (2/4).
Selain itu, Tony bilang UKU juga dapat melakukan pengecekan ke Fintech Data Center (FDC) untuk melakukan pengecekan terhadap rekam jejak kredit dari calon borrower. Dengan demikian, risiko kredit macet dapat makin diminimalisir.
Tony juga mengatakan potensi adanya fraud harus diantisipasi di awal. Sebab, dengan adanya fraud tersebut akan memicu adanya lonjakan pinjaman yang tidak lancar dan macet.
“Oleh karena itu, UKU berkomitmen untuk terus melakukan mitigasi risiko secara baik, prudent, dan terukur baik dengan melakukan pemutakhiran sistem internal, kerja sama dengan pihak ketiga, hingga akses terhadap FDC,” ucap Tony.
Sementara itu, UKU mencatatkan total pencairan dana per Desember 2023 sekitar Rp 8,7 triliun. Secara rinci, penyaluran di dalam Pulau Jawa mencapai Rp 6,3 triliun, sedangkan di luar Pulau Jawa terdapat Rp 2,4 triliun.