InfoEkonomi.ID – Perusahaan asuransi jiwa pelat merah PT BNI Life Insurance (BNI Life) membidik pendapatan premi mencapai Rp6,4 triliun sepanjang 2024.
Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan mengatakan bahwa anak usaha PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) itu menargetkan pendapatan premi di tahun ini meningkat sekitar 19% dari pendapatan premi tahun lalu.
“Untuk mencapai target tahun ini, kami akan mendongkrak pendapatan premi dari lini bisnis bancassurance dengan fokus menjual produk tradisional dan produk premi reguler,” kata Eben kepada Bisnis, dikutip pada Minggu (31/3/2024).
Jika melihat kinerja pada 2023, pendapatan premi bisnis baru BNI Life mencapai Rp3,3 triliun. Angka tersebut tumbuh sebanyak 5,5% (year-on-year/yoy). Sedangkan pendapatan premi BNI Life berdasarkan bisnis lanjutan naik 11,1% yoy menjadi Rp2,1 triliun.
Secara keseluruhan, BNI Life membukukan pendapatan premi senilai Rp5,4 triliun atau tumbuh 7,7% dibandingkan posisi 2022.
Sebelumnya, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengungkap industri asuransi jiwa mencatatkan kinerja yang positif pada penjualan produk asuransi jiwa tradisional.
Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon mengatakan bahwa sepanjang 2023 AAJI mencatat pertumbuhan yang baik pada produk asuransi tradisional. Namun, produk asuransi jiwa unit-linked masih tertekan.
Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) menunjukkan premi unit-linked merosot tajam dari Rp110,23 triliun pada 2022 menjadi Rp85,33 triliun pada 2023. Unit-linked hanya berkontribusi 48% terhadap pendapatan premi industri sepanjang tahun lalu.
Sementara itu, premi tradisional terus tumbuh dan mampu menyalip kinerja unit-linked pada 2023. Premi tradisional tumbuh 14,1% yoy dari Rp80,95 triliun menjadi Rp92,33 triliun. Preminya mengambil porsi sebesar 52% dari pendapatan premi industri.
Secara keseluruhan, AAJI mencatat total pendapatan premi industri asuransi jiwa mencapai Rp177,66 triliun pada tahun lalu, turun 7,1% yoy dari sebelumnya Rp191,18 triliun.
“Meskipun tercatat menurun dibandingkan dengan tahun 2022, produk asuransi jiwa unit-linked masih menunjukkan pertumbuhan. Sampai akhir tahun 2023, premi dari produk asuransi jiwa unit-linked mencapai Rp85,33 triliun,” kata Budi beberapa waktu lalu.