InfoEkonomi.ID – Dalam rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun yang ke-75 tahun, Maskapai penerbangan Garuda Indonesia terdeteksi radar membentuk angka ‘75’ di langit Sukabumi. Kemudian, hal ini menjadi viral di media sosial.
Kabar ini salah satunya dilaporkan Good News From Indonesia (GNFI) di akun Instagram resminya. GNFI menyatakan pada Selasa, 23 Januari 2024 lalu, pesawat Garuda Indonesia tertangkap pantauan flightradar24 melakukan penerbangan khusus di sekitar Teluk Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, untuk merayakan ulang tahun ke-75 Garuda Indonesia.
“Diketahui pesawat yang digunakan untuk penerbangan GIA 006 GA6 ini adalah Boeing 737-8U3 milik Garuda Indonesia dengan kode registrasi PK-GMW yang terbang sekitar pukul 10.19 – 11.41 WIB,” tulis keterangan GNFI di Instagram.
Sekadari nformasi, Garuda Indonesia didirikan pada 26 Januari 1949 sebagai Indonesian Airways. Nama tersebut kemudian berubah menjadi Garuda Indonesia Airways pada 21 Desember 1949. Tahun ini menjadi peringatan ke-75 Garuda Indonesia.
Maskapai penerbangan Garuda Indonesia rela gelontorkan ratusan juta untuk membentuk rute penerbangan angka 75 yang terpantau radar. Diketahui rute penerbangan itu dibuat sebagai salah satu rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Garuda Indonesia yang ke-75 tahun.
Tangkapan radar itu dibagikan oleh seorang konsultan penerbangan, Gerry Soejatman dalam akun media sosial pribadinya. Dia kemudian membagikan tangkapan layar, radar pesawat Garuda membentuk rute penerbangan angka 75.
“Sepertinya @IndonesiaGaruda mengadakan penerbangan ulang tahun hari ini! ulang tahun ke 75…,” ujar Gerry dalam Bahasa Inggris, dikutip pada Kamis (25/1/2024).
Tampak pesawat yang digunakan untuk penerbangan tersebut adalah Garuda Indonesia GIA 006 GA6, pesawat Boeing 737-8U3. Pesawat melenggang membentuk angka 75 di sekitar kawasan Pelabuhan Ratu, Jawa Barat.
Rute penerbangan keberangkatan dari Bandara Soekarno-Hatta, kemudian membentuk angka 75 dan diduga kembali lagi ke bandara awal. Tentu rute penerbangan ini tidak dikomersialkan untuk naik dan turun penumpang, namun tetap terdeteksi oleh pantauan Flight Radar 24.
Lebih lanjut Gerry katakan bahwa bahan bakar pesawat, avtur sedang mahal-mahalnya. Maka dari itu dia mempertanyakan, mengapa Garuda Indonesia rela buang-buang uang untuk terbang membuat rute demikian.
Kemudian Gerry ajak para pengikut di media sosialnya untuk melakukan perhitungan penerbangan demikian. Kata Gerry, pesawat itu terbang pada pukul 1:21 WIB dan diperkirakan terbang selama 1,5 jam.
Gerry juga memperkirakan ongkos pesawat, kru, perawatan pesawat dan lain-lain. Menurut pengamatannya, beban ongkos yang dikeluarkan sekitar $10.000 – $ 15.000 atau setara dengan Rp 150-225 juta Rupiah.
Apakah biaya tersebut mahal? Menurut Gerry murah, karena bisa jadi ajang untuk promosi pihak Garuda Indonesia. Tinggal yang jadi pertanyaannya, apakah ada film crew onboard atau tidak.
Gerry memperkirakan, membuat iklan, biaya produksinya bisa mencapai angka tersebut, belum biaya lainnya. Sedangkan ini hanya melakukan penerbangan, kemudian ada yang menyadarinya dan diunggah di media sosial.
“Atau di blasting di blasting di sosmed sama GA, ya iklan murah buat mereka,” kata Gerry yang dilansir dari netralnews.
Tindakan Garuda Indonesia demikian menuai pro dan kontra dari netizen. Ada yang mempertanyakan apakah radar tersebut asli atau tidak, ada yang mempertanyakan soal emisi karbon dan ada juga yang menilai biaya yang dikeluarkan Garuda untuk avtur tidaklah mahal.
“Kayaknya byar photoshop lebih murah, eh apa iya photoshop?,” tanya netizen @e*tra_jo*ssu**.
“Bisa ngitungin emisi karbonnya sekalian gak? Tahu gak kerugian ekologisnya?,” tanya @bu*ut*lis*.
“Tidak mahal, sebab garuda sudah beralih dari Pertamina Aviation ke Allinol,” kata @R*ma*hanIcks**.