InfoEkonomi.ID – Belakangan hari ini semakin ramai kita mendengar atau bahkan menggunakan istilah kata ‘wir‘ sebagai kata gaul yang kerap digunakan oleh para pengguna Tik Tok dan media sosial lainnya dalam konten-konten mereka, seolah-olah sedang berbicara dengan seseorang.
Meskipun kata ‘wir’ ini tidak terdaftar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), namun kesan pertama yang ditangkap tampaknya berasal dari bahasa Jawa, di mana asal-usulnya konon merujuk pada julukan untuk masyarakat suku Jawa, terutama yang bicara dengan logat medok atau dianggap memiliki perilaku yang menyebalkan.
Betapa tidak, dari beberapa teman gaul menginformasikan, etimologi istilah kata ‘wir’ berasal dari singkatan kata ‘jawir’ yang kepanjangannya adalah ‘jawa ireng’ atau ‘jawa hitam’ yang berbau rasisme. Apalagi istilah ‘jawa ireng’ itu seperti menunjuk pada seseorang bersuku Jawa yang berkulit gelap. Nah lo..benarkah demikian?
Meskipun dalam konteks aslinya kata ‘jawir’ mungkin memiliki konotasi negatif, di Tik Tok dan sosial media lainnya istilah kata ‘wir’ digunakan sebagai panggilan atau pengganti kata ganti orang seperti ‘kamu’ atau ‘dia’. Hal ini membuat komunitas pengguna Tik Tok terlihat lebih akrab dan dekat. Beberapa contoh penggunaan kata ‘wir’ termasuk dalam kalimat-kalimat seperti “Gas lah wir” atau “Ibaratnya gini wir”, “Buruan wir”, atau yang belakang ini sangat viral adalah “Mundur wir”.
Penasaran dengan istilah ‘wir’ yang dinilai berbau rasisme ini, nyatanya kebanyakan anak muda generasi milenial dan generasi Z menganggap dan menikmati istilah ‘wir’ sebagai istilah gaul yang lebih memiliki nilai canda.
Namun ternyata ada satu lagi versi etimologi makna berbeda, yaitu banyak juga para kawula muda tersebut yang mengatakan, istilah ‘wir’ bukan berasal dari kata ‘jawir’. Mereka menyebut, justru kata ‘wir’ ini konon merupakan singkatan dari kata Warga Indonesia Raya. Nah, itulah arti kata ‘wir’ yang sedang ramai di blantika pergaulan milenial dan zilenial Indonesia. Lantas, bagaimana dengan penilaian Anda?
