InfoEkonomi.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berkesempatan mengisi kuliah umum di University of California, Berkeley, pada hari terakhir kunjungan kerja di San Fransisco pada Kamis (16/11).
Pada event tersebut, Menkeu menyajikan topik “Fiscal Policy in Turbulent Times: Experience and Lesson Learnt” di hadapan para mahasiswa dan akademisi.
“Setiap masa selalu terjadi guncangan yang mengancam ekonomi (berupa) pandemi, climate change, perang-geopolitik, disrupsi supply, dan saat ini inflasi dan suku bunga tinggi di Amerika Serikat dan Eropa. APBN (Kebijakan Fiskal) berfungsi melindungi perekonomian dan rakyat melalui fungsi alokasi, distribusi dan stabilisasi,” ujar Sri Mulyani sebagaimana dikutip dari laman resmi Instagram @smindrawati.
Untuk menjalankan fungsinya, Menkeu memaparkan bahwa APBN harus terus dijaga agar tetap sehat, kredibel, dan sustainable untuk mengatasi masalah kualitas sumber manusia, infrastruktur, produktivitas, serta daya saing. Sehingga, dapat terwujud kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
“Indonesia mengelola APBN secara hati-hati/prudent dan responsive serta akuntabel dan tetap sehat/kredibel. Banyak negara tidak mampu menjaga fiskal/APBN dengan baik, sehingga memicu krisis keuangan dan ekonomi yang mengancam stabilitas sosial politik,” tegasnya.
Sri Mulyani melanjutkan, dalam mengatasi ancaman perubahan iklim, kebijakan fiskal juga sangat penting dalam mendukung transisi menuju ekonomi hijau termasuk transisi energi.