InfoEkonomi.ID – Sekitar 5 tahun ke belakang, mungkin kita sudah menggunakan transportasi dengan sebuah platform aplikasi operator transportasi dari titik A ke titik B dengan cara memesan sebuah tiket serta harga yang sudah tercantum di dalamnya. Akan tetapi, pemesanan tiket tersebut hanyalah untuk satu transportasi dan satu tujuan saja, tanpa terhubung dengan transportasi lainnya. Jika ingin melanjutkan tujuan berikutnya, maka kita perlu menggunakan aplikasi operator transportasi lainnya. Dan begitu seterusnya, sangat tidak efektif dan efisien bukan?
Jawabannya, ya tentu saja TIDAK. Kita bisa membayangkan dengan kondisi demikian, di smartphone kita akan terdapat banyak aplikasi operator transportasi, ditambah dengan tarif berbeda-beda yang berlaku masing-masing operator. Tentulah harganya menjadi relatif mahal, karena kita menggunakan banyak jasa operator. Belum ditambah lagi aplikasi lain yang juga menggunakan aplikasi sendiri. Sehingga akibatnya semakin banyak aplikasi yang bertengger di smartphone, bisa memakan memori yang besar sehingga smartphone kita menjadi lemot.
Di beberapa negara maju di dunia, konsep terintegrasi dalam satu platform aplikasi dalam bermobilitas sudah mulai diterapkan, sebut saja Perancis, Korea Selatan, Hongkong, dan Singapura. Hal ini dilakukan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam beraktivitas menggunakan aneka ragam transportasi, baik milik publik maupun swasta. Konsep itu dikenal dengan istilah Mobility as a Service, yang juga dikenal sebagai MaaS dan kadang-kadang disebut sebagai Transportation as a Service (TaaS), yaitu sebuah model transportasi orang yang berpusat pada konsumen atau penumpang. Sehingga penumpang dapat menentukan secara bebas transportasi apa saja yang akan digunakan dalam satu atau beberapa tujuan.
MaaS adalah platform yang fungsinya secara real-time sesuai permintaan penumpang yang dapat mencakup kombinasi metode transportasi apa pun seperti berbagi bus, komuter, sepeda, taksi dan penyewaan mobil, serta menyediakan segalanya untuk penumpan/konsumen mulai dari perencanaan perjalanan hingga pembayaran. Ringkasnya, penumpang cukup menggunakan satu aplikasi dan kita dapat memiliki akses ke ragam transportasi, dengan cara yang lebih nyaman dan terjangkau untuk berkeliling hingga ke sudut perkotaan.
Adapun inti dari MaaS ini adalah untuk memberikan kemudahan maksimal kepada penumpang yang hendak bepergian dari titik A menuju titik B cukup dengan melakukan sekali pembayaran di awal, meskipun penumpang menggunakan lebih dari satu moda. Ketika program MaaS ini sudah berjalan dan disinergikan dengan teknologi pendukung yang dapat memanjakan penumpang, diharapkan penerapan MaaS ini akan mendokngkrak pengalaman mobilitas seseorang dan mendongkrak peningkatan pengguna angkutan umum.
MaaS dapat memenuhi kebutuhan mobilitas pengguna dengan berbagai layanan transportasi baik untuk pelancong maupun barang, menawarkan transportasi yang dibuat khusus sesuai permintaan. Penyedia layanan MaaS mengatur sarana transportasi yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan penumpang, baik angkutan umum, taksi atau sewa mobil atau bahkan ride-, car- atau bike-sharing.
Untuk memenuhi permintaan penumpang, operator penyedia MaaS menyelenggarakan beragam menu pilihan transportasi, termasuk (tetapi tidak terbatas pada) transportasi umum, mode aktif seperti berjalan kaki dan bersepeda, berbagi tumpangan/mobil/sepeda, taksi, dan rental atau sewa mobil, atau kombinasi dari transportasi tersebut. MaaS bertujuan untuk menjadi alternatif pilihan bertransportasi dengan nilai terbaik untuk pengguna, masyarakat, dan lingkungan.
Layanan MaaS yang sukses juga menghadirkan model dan cara bisnis baru untuk mengatur dan mengoperasikan berbagai pilihan transportasi, dengan keuntungan bagi operator transportasi termasuk akses ke informasi pengguna dan permintaan yang lebih baik serta peluang baru untuk melayani kebutuhan yang belum terpenuhi.
Penerapan MaaS di Jabodetabek
Setelah setahun Aplikasi JakLingko dikembangkan, kini platform aplikasi pelayanan publik untuk bertransportasi ini mulai bisa digunakan oleh penumpang transportasi umum di Jabodetabek secara bertahap. Kendati masih dalam proses pengembangan secara terus-menerus, aplikasi ini setidaknya sudah mulai memberikan kemudahan penumpang.
Sejak PT JakLingko Indonesia menyatakan sistem integrasi transportasi melalui layanan seluruh mobilitas atau “Mobility as a Service” mulai berjalan pada April 2022, yang ditandai dengan terintegrasinya dengan angkutan pengumpan seperti ojek online, dan kedepannya akan terintegrasi juga dengan angkutan pemukiman dan angkutan lainnya. Lewat aplikasi besutan anak usaha BUMD DKI Jakarta tersebut, pengguna dapat merencanakan, memesan dan membayar berbagai jenis layanan mobilitas dalam satu genggaman.
Sistem layanan mobilitas melalui aplikasi JakLingko itu merupakan hasil penolakukuran (benchmarking) dari sejumlah kota di negara-negara maju, seperti Perancis, Hongkong, Korea Selatan, dan Singapura. Aplikasi ini dapat diakses oleh pengguna dengan sistem pembayaran berbasis “QR Code” dan kartu transportasi yang saling terhubung (pairing) dalam satu akun pengguna. Dengan sistem integrasi pembayaran yang sudah diterapkan ini, maka sistem transportasi di DKI Jakarta dan sekitarnya dapat setara dengan negara-negara maju di dunia.
Meskipun saat ini pengguna aplikasi JakLingko sudah dapat menggunakan tarif terintegrasi antarmoda yang terjangkau. Namun, sayangnya saat ini integrasi transportasi pengumpan (First Mile Last Mile) hanya tersedia ojek online saja. Sehingga penumpang masih belum mempunyai pilihan transportasi yang lebih murah. Sebut saja angkot MikroTrans, transportasi umum yang menjadi andalan karena rutenya masuk ke jalur-jalur pemukiman terdekat warga DKI Jakarta.
Integrasi sistem pembayaran haruslah diperluas, sehingga pengguna juga bisa mendapatkan nilai yang lebih dibanding aplikasi lainnya. Selain sudah bisa melakukan pembayaran, seperti tagihan listrik, PAM, BPJS lewat aplikasi JakLingko. Kedepannya, JakLingko kabarnya akan menggandeng sejumlah perusahaan untuk membangun ekosistem transportasi umum seperti sektor pariwisata, kuliner, dan lainnya.
Kemudian pada fase terakhir dari projek JakLingko yang ditargetkan pada September 2022 lalu, JakLingko sudah mulai menerapkan pembayaran berbasis akun atau “Account Based Ticketing”. Pada tahap ini, kartu dan aplikasi pembayaran sudah saling terhubung dengan profil pengguna transportasi. Bahkan, untuk warga lansia, pelajar hingga disabilitas, dan golongan penerima lainnya akan mendapatkan tarif khusus.
Agar semakin luas manfaatnya, JakLingko perlu melakukan banyak kolaborasi dengan seluruh moda transportasi yang berada di Jakarta. Untuk menyukseskan MaaS diharapkan para penyedia jasa layanan transportasi untuk saling bersinergi demi memberikan kenyamanan dan kemudahan secara menyeluruh kepada para penumpang. Sekarang saatnya bagi industri transportasi untuk bersatu dalam pendekatan yang lebih kohesif dan membuka potensi penuh dari MaaS untuk kepentingan penumpang.
MaaS ini sendiri merupakan integrasi dari berbagai bentuk layanan transportasi ke dalam layanan mobilitas tunggal yang dapat diakses sesuai permintaan. Sesuai dengan definisinya, maka sejumlah penyedia jasa layanan transportasi harus saling bersinergi guna memudahkan perjalanan para penumpang, baik itu pihak swasta maupun pemerintah.
Mobility-as-a-Service memiliki potensi untuk mendorong perubahan perilaku para pengguna sarana transportasi, baik pribadi maupun umum. Namun pengimplementasian dari program MaaS ini tidaklah semudah yang dibayangkan. MaaS membutuhkan inovasi yang signifikan dalam sistem yang sangat mendukung infrastruktur transportasi yang ada. Hal ini membutuhkan, antara lain, pembagian data dan kolaborasi komersial, pemahaman menyeluruh tentang perilaku dan permintaan penumpang, visi untuk melihat ke sudut jauh dari pusat kota, dan teknologi canggih untuk mengikat semuanya dalam satu paket komplit.
MaaS juga menawarkan peluang baru untuk saluran penjualan, akses ke permintaan pelanggan yang belum dimanfaatkan, akun pengguna yang disederhanakan dan manajemen pembayaran, dan data yang lebih kaya tentang pola dan dinamika permintaan perjalanan penyedia transportasi. Implementasi MaaS dapat membantu perusahaan di luar ekosistem transportasi untuk mengembangkan bisnisnya dengan memanfaatkan mobilitas penumpang transportasi umum.