InfoEkonomi.ID – Indonesia diyakini dapat terhindar dari resesi ekonomi yang saat ini menghantui negara maju, termasuk Amerika Serikat (AS), Inggris dan Eropa.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Komisaris Utama PT Bank Mandiri Tbk. Chabtib Basri, dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Rabu malam (5/10/22).
Chatib mengatakan, bahwa dirinya tidak melihat risiko resesi bagi Indonesia tahun depan.
“Tidak sampai resesi lah,” tegas Chatib.
Meskipun, ekonomi Indonesia akan terdampak dari sisi ekspor. Khususnya ketika harga komoditas mengalami penurunan harga dan permintaan.
Indikasinya sudah terlihat, harga minyak dunia, minyak kelapa sawit, nikel dan lainnya sudah turun. Sementara itu, batu bara masih stabil karena permintaan Eropa naik drastis.
Dengan demikian, Chatib meyakini ekonomi Indonesia masih dapat tumbuh sedikit di bawah 5%. “Tahun ini kita bisa tumbuh di 5,2%, tahun depan mungkin sekitar 4%,” ujarnya.
Dampak guncangan global terhadap ekspor Indonesia, lanjutnya, tidak akan besar. Pasalnya, kontribusi ekspor Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi hanya menyumbang 25%, kecil dibandingkan dengan Singapura yang memiliki share ekspor terhadap pertumbuhan ekonominya mencapai 200%.
Alhasil, ekonomi Indonesia hanya akan mengalami perlambatan.
“Ini gara-gara share ekspor ke GDP cuma 25%, ya efeknya 25%. Itu yang menyebabkan dampaknya slow down, tapi tidak resesi. Makanya somehow, kita butuh domestic demand kalau ekonomi global kena,” ungkapnya Chatib.