InfoEkonomi.ID – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menargetkan pembiayaan 1,32 juta unit rumah sampai tahun 2025 mendatang. Hal ini, setelah disetujuinya rights issue sebesar Rp 4,13 triliun.
“Selama inikan, BTN bisa menyelesaikan pembiayaan perumahan 800.000 unit lebih selama lima tahun. Dengan adanya penambahan modal ini, kami targetkan mampu menyediakan hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak 1,32 juta unit sampai 2025 nanti,” ungkap Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo dalam konferensi pers RUPSLB Bank BTN di Jakarta, Selasa (18/10/22).
Seperti diketahui, BTN dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dilaksanakan pada hari ini, menyetujui penerbitan saham baru sebanyak-banyaknya 4,6 miliar saham Seri B dengan nilai nominal Rp 500 per saham.
Adapun harga pelaksanaan (exercise price) dan rasio rights issue akan disampaikan di dalam prospektus final, setelah mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“RUPSLB juga menyetujui pemberian kewenangan kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Perseroan untuk melaksanakan segala tindakan yang diperlukan berkaitan dengan rights issue,” kata Haru Koesmahargyo.
Haru mengungkapkan, dari penerbitan saham baru ini, BTN menargetkan dana senilai total Rp 4,13 triliun dengan rincian sebanyak Rp2,48 triliun merupakan penyertaan modal negara (PMN) dan sisanya sekitar Rp1,65 triliun dari pemegang saham publik. Pascarights issue, persentase saham pemerintah tidak mengalami perubahan dan tetap menjadi pemegang saham pengendali.
“Seluruh dana yang diperoleh dari hasil rights issue ini setelah dikurangi biaya-biaya akan digunakan untuk penyaluran kredit Perseroan dalam rangka mendukung program perumahan nasional, khususnya program sejuta rumah,” tutur Haru.
Haru menjelaskan, pihaknya optimis target untuk mendukung program sejuta rumah dan mengurangi backlog perumahan ini bisa tercapai. Apalagi pemerintah pada tahun 2023 akan meningkatkan kapasitas subsidi rumah MBR sebanyak 220.000 unit rumah.
“Kami optimistis, kebutuhan rumah ini masih tinggi, terutama untuk MBR. Pada tahun ini pemerintah sediakan subsidi untuk 200.000 unit dan tahun 2023 sebanyak 220.000 unit dan kami mampu untuk menyerapnya,” pungkasnya.