InfoEkonomi.ID –Â PT Bank Mandiri (Persero) Tbk tetap optimistis bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) perseroan dapat tumbuh 8 persen sepanjang 2022.
Meskipun Bank Indonesia (BI) telah menaikkan suku bunga acuannya (BI rate) selama tiga bulan berturut-turut dengan total kenaikan 125 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rudi As Aturridha mengatakan, KPR Mandiri dapat tumbuh sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Sebab, kenaikan suku bunga acuan BI telah diprediksi oleh Bank Mandiri sebelumnya.
“Bank Mandiri berharap dan terus optimis periode Kuartal IV 2022 ke depan, bisnis KPR tetap dapat tumbuh di kisaran 8 persen dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian,” ujarnya kepada Kompas.com, Senin (24/10/22).
Rudi menjelaskan, untuk merespons kenaikan suku bunga acuan BI ini, pihaknya akan mengkaji potensi kenaikan suku bunga simpanan.
Namun tetap dengan mempertimbangkan kondisi likuiditas pasar, struktur biaya dana, respons dari bank lain, dan dampak terhadap peningkatan suku bunga kredit.
“Ke depan, kami akan tetap melihat kondisi market secara cermat dan prudent serta tetap memberikan pilihan suku bunga terbaik bagi nasabah,” ucapnya.
Dia menyebut, suku bunga dasar kredit (SBDK) perseroan saat ini telah mengikuti kondisi pasar, memperhatikan tingkat suku bunga acuan BI, dan tingkat kompetisi dengan bank lain.
Oleh karenanya, dilansir dari laman resmi, saat ini SBDK Bank Mandiri untuk segmen KPR berada di level 7,25 persen dan non-KPR 8,75 persen. Besaran SBDK ini sama dengan bank BUMN lain seperti BRI, BNI, dan BTN.
Sementara SBDK segmen kredit korporasi sebesar 8 persen, kredit ritel 8,25 persen, dan kredit mikro 11,25 persen.
“Selama tahun 2022 SBDK Bank Mandiri cukup kompetitif jika dibandingkan dengan Bank Himbara,” tukasnya.