INFOEKONOMI.ID — BPR Bank Daerah Karanganyar merupakan salah satu Bank Perkreditan Rakyat terbaik di Jawa Tengah. Setiap tahun Bank Daerah Karanganyar terus mengalami peningkatan dari segi asset dan perkembangan nasabah. Bahkan dua tahun belakangan, di tengah pandemi yang berdampak terhadap penurunan ekonomi, Bank Daerah Karanganyar justru mencatatkan peningkatkan yang signifikan.
Direktur Utama BPR Bank Daerah Karanganyar Haryono mengungkapkan bahwa peningkatan perbankan disebabkan komitmennya dalam membangun nasabah agar sejahtera.
“BPR Bank Daerah Karanganyar merupakan BUMD yang harusnya hadir sebagai solusi terhadap kesejahteraan rakyat. Itu jadi komitmen kami, bahwa nasabah kami harus sukses dan sejahtera. Karena itu menjadi penting untuk membangun nasabah agar bisa memanfaatkan keberadaan kami untuk sukses dan sejahtera bersama,” ungkap Haryono di program Special Interview yang tayang di Youtube Suara Pemerintah TV beberapa waktu lalu.
Haryono menambahkan bahwa dalam membina nasabah, Bank Daerah Karanganyar tidak hanya memberikan modal finansial. Nasabah yang mendapatkan modal pembiayaan juga diberikan modal intelektual agar bisa memanfaatkan modal finansial dengan tepat. Pendampingan dan pembinaan juga konsisten diberikan agar nasabah bisa mendapatkan solusi dari berbagai kendala yang dihadapi.
“Yang terpenting adalah modal spiritual juga kami berikan. Spiritual ini kaitannya besar dengan attitude, budi pekerti seperti disiplin, kerja keras, dan tanggung jawab sebelum dimintai tanggung jawab,” tambahnya.
Menurut Haryono nasabah bukan hanya aset untuk mengembangkan perusahaan perbankan. Tapi nasabah adalah masyarakat yang harus dibantu. Orientasi untuk membantu orang lain tersebut yang akan menjadi energi positif bagi keberkahan perusahaan. Untuk itu Haryono menekankan pentingnya kehadiran Bank Daerah Karanganyar sebagai bagian dari solusi untuk membangun taraf hidup masyarakat yang lebih baik.
“Kita adalah BUMD, fungsinya bagian dari solusi permasalahan ekonomi masyarakat. Saat swasta menutup pembiayaan, kita justru harus hadir membantu pembiayaan. Di saat bunga mahal, kita harus bisa memberikan bunga yang murah. BUMD jangan kapitalis tapi juga jangan jadi beban pemerintah. Kita harus tetap untung dengan keuntungan yang wajar,” kata Haryono.
Selama dua periode kepemimpinannya, Haryono telah mencatatkan peningkatan signifikan dari Bank Daerah Karanganyar. Padahal selama dua itu pula perekonomian diterpa tantangan pandemi.
“Sebelumnya per tahun 2019, aset kami sebesar Rp 342 miliar, sekarang sudah mencapai Rp 553 miliar. Kemudian NPL tadinya di atas 15%, kemudian turun menjadi 7 -8 %, sekarang sudah 0,1 %, lancar hingga 99,18%. Dari modal Rp 40 miliar, kami sudah menyetorkan keuntungan Rp 4 miliar,” ungkap Haryono.
Strategi Haryono dalam menurunkan NPL (Non Performing Loan) cukup unik dan tidak biasa dilakukan perbankan pada umumnya. Haryono tidak ragu menerapkan cara tersebut karena sudah terbukti dari pengalamannya selama puluhan tahun mengelola perbankan dengan NPL 0%.
“Ketika ada yang terkendala pembayaran, kita cari solusinya bersama nasabah. Bahkan nasabah kami berikan bantuan pembiayaan lagi agar bisa kembali membangun usahanya. Itu kita berikan kesempatan sampai 4 kali. Kalau bangkrut, ya kita berikan solusi untuk membayar bunganya saja. Jadi ini yang berbeda, nilai unik yang kami miliki sebagai bagian dari solusi,” jelas Haryono.
Dari segi tata kelola perusahaan, Bank Daerah Karanganyar juga telah memiliki tata kelola yang lebih baik. Pelayanannya kini jauh lebih memuaskan karena menggunakan konsep mudah, cepat, tidak ribet, dan complained.
Bank Daerah Karanganyar kini telah memiliki 18 Kantor Kas Layanan di setiap kecamatan dan 1 Kantor Cabang dengan sistem jemput bola dan Getok tular maupun promosi tabungan berhadiah dengan unggulan bahwa karyawan bank daerah dikenal ATM (angkat Telepon Moro).
Haryono menargetkan selama periode kepemimpinannya, dalam 5 tahun ke depan Bank Daerah Karanganyar sudah bisa mencatatkan aset hingga Rp 1 triliun. Untuk mencapai targetnya tersebut, Haryono membangun SDM-nya agar memiliki mimpi yang sama.
“SDM kami mapping betul agar sesuai dengan potensi masing-masing. Tidak hanya skill tapi juga attitude harus lebih baik. Karyawan harus bisa menjaga nama baik perusahaan. Karena kepercayaan merupakan kunci perbankan,” ujar Haryono.